Minggu, 06 April 2014

SUWAR SUWIR KHAS KOTA JEMBER



Agroindustri adalah  kegiatan  yang  memanfaatkan  hasil pertanian sebagai bahan  baku,  merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Agroindustri biasanya digunakan untuk meningkatkan nilai tambah suatu produk. Ubi kayu contohnya, ubi kayu merupakan salah satu hasil pertanian yang tidak bisa bertahan lama. Ubi kayu merupakan bahan dasar pembuatan tape maupun suwar-suwir. Suwar suwir adalah makanan khas Jember, selain tape. Tape inilah yang menjadi bahan utama pembuatan suwar-suwir  yang kemudian menjadi makanan khas Jember  hingga  sekarang.
Suwar-suwir adalah makanan yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar tape. Jember memang bukan kota penghasil tape. Tape diproduksi dari kota tetangga yaitu Bondowoso. Produksi tape yang melimpah memberikan inisiatif bagi masyarakat Jember untuk berinovasi membuat makanan dari hasil olahan tape. Suwar-suwir konon sudah ada sejak jaman Belanda. Pada jaman dahulu suwar-suwar dibuat dari campuran buah sirsak. Makanan ini sangat digemari oleh orang Belanda yang tinggal di Jember. Buah sirsak dicampur dengan ketela pohon hingga membentuk adonan. Setelah adonan mengeras akan tampak tekstur dari buah sirsak sehingga cara memakannya harus disuwir-suwir atau dilepas satu persatu. Oleh karena itulah makanan ini disebut sebagai suwar-suwir. Seiring dengan perkembangan jaman suwar-suwir mengalami modifikasi mulai dari tekstur hingga aroma rasa.
Saat ini suwar-suwir tak hanya menyajikan rasa sirsak selain itu juga ada rasa coklat, strawbery, kacang, susu dan berbagai macam rasa lainnya. Teksturnya lebih padat, hal inilah yang membedakan dodol tape dengan dodol lainnya. Berbentuk balok dengan warna-warni yang menarik. Pertama kali digigit rasakan sensasi rasanya yang legit, asam dan manis dilidah. Meskipun suwar-suwir berasal dari campuran tape, tetapi aroma tapenya tidak begitu terasa.  
Bahan-bahan untuk membuat suwar-suwir ini terdiri dari tepung, tape, gula pasir serta santan kental. Tape dibuang seratnya kemudian dicampur dengan tepung ketan. Didihkan santan dan gula kumudian masukkan adonan tape, aduk hingga mengental. Angkat dan dinginkan. Setelah dingin kemudian dipotong-potong membentuk balok dan siap disajikan. Agar lebih menarik suwar-suwir dapat ditambahkan dengan aneka warna makanan.
Suwar-suwir tergolong kedalam makanan cemilan. Meskipun begitu, suwar-suwir ini juga memiliki kandungan gizi yang baik. Kandungan gizi yang terdapat pada suwar-suwir berupa energi 348,75 kkal, protein 3,25 g, lemak 8,4 g, karbohidrat 65,8 g, serat 0,1 g, kolesterol 0 mg dan natrium 0,1 mg. Kandungan gizi ini diperoleh dari 50 g tape singkong, 25 g gula pasir, 25g santan dan 25 g tepung. Berdasarkan kandungan gizi tersebut suwar-suwir tidak mengandung kolesterol sehingga dapat dikonsumsi oleh siapa saja.
Bahan utama suwar-suwir adalah tape singkong dimana 100 g tape singkong mengandung 173 kkal energi, 0,5 g protein, 0,1 g lemak, dan 42,5 g karbohidrat. Selain itu tape juga mengandung calsium, fosfor, besi, dan vitamin B1. Tape berasal dari hasil fermentasi dari singkong atau ketela pohon. Menurut Soetanto, 2001 singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat penting setelah beras yang mengandung 34,7% karbohidrat. Karbohidrat dalam tubuh berfungsi salah satunya sebagai sumber energi dalam tubuh.
Tape singkong pada dasarnya berbahan baku singkong dengan kandungan karbohidrat tinggi. setelah mengalami proses fermentasi menggunakan ragi, karbohidrat dalam singkong sebagian besar di ubah menjadi senyawa alkohol, hal ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar karbohidrat didalam tapee singkong. Bagi bayi yang masih berada didalam kandungan, alkohol bisa menghambat pertumbuhan bayi. oleh sebab itu, bagi ibu habis disarankan untuk tidak mengkonsumsi tape atau suwar suwir. Pengolahan suwar suwir menggunakan suhu yang tinggi dimana terjadi reaksi maillard dan karamelisasi yang memang diinginkan untuk membentuk warna khas.