Agroindustri adalah
kegiatan yang memanfaatkan
hasil pertanian sebagai bahan
baku, merancang, dan menyediakan
peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Agroindustri biasanya digunakan
untuk meningkatkan nilai tambah suatu produk. Ubi kayu contohnya, ubi kayu
merupakan salah satu hasil pertanian yang tidak bisa bertahan lama. Ubi kayu
merupakan bahan dasar pembuatan tape maupun suwar-suwir. Suwar suwir adalah
makanan khas Jember, selain tape. Tape inilah yang menjadi bahan utama
pembuatan suwar-suwir yang kemudian
menjadi makanan khas Jember hingga sekarang.
Suwar-suwir adalah makanan yang dibuat dengan menggunakan
bahan dasar tape. Jember memang bukan kota penghasil tape. Tape diproduksi dari
kota tetangga yaitu Bondowoso. Produksi tape yang melimpah memberikan inisiatif
bagi masyarakat Jember untuk berinovasi membuat makanan dari hasil olahan tape.
Suwar-suwir konon sudah ada sejak jaman Belanda. Pada jaman dahulu suwar-suwar
dibuat dari campuran buah sirsak. Makanan ini sangat digemari oleh orang Belanda
yang tinggal di Jember. Buah sirsak dicampur dengan ketela pohon hingga
membentuk adonan. Setelah adonan mengeras akan tampak tekstur dari buah sirsak
sehingga cara memakannya harus disuwir-suwir atau dilepas satu persatu. Oleh
karena itulah makanan ini disebut sebagai suwar-suwir. Seiring dengan
perkembangan jaman suwar-suwir mengalami modifikasi mulai dari tekstur hingga
aroma rasa.
Saat ini suwar-suwir tak hanya menyajikan rasa sirsak selain
itu juga ada rasa coklat, strawbery, kacang, susu dan berbagai macam rasa
lainnya. Teksturnya lebih padat, hal inilah yang membedakan dodol tape dengan
dodol lainnya. Berbentuk balok dengan warna-warni yang menarik. Pertama kali
digigit rasakan sensasi rasanya yang legit, asam dan manis dilidah. Meskipun
suwar-suwir berasal dari campuran tape, tetapi aroma tapenya tidak begitu
terasa.
Bahan-bahan untuk membuat suwar-suwir ini terdiri dari
tepung, tape, gula pasir serta santan kental. Tape dibuang seratnya kemudian
dicampur dengan tepung ketan. Didihkan santan dan gula kumudian masukkan adonan
tape, aduk hingga mengental. Angkat dan dinginkan. Setelah dingin kemudian
dipotong-potong membentuk balok dan siap disajikan. Agar lebih menarik
suwar-suwir dapat ditambahkan dengan aneka warna makanan.
Suwar-suwir tergolong kedalam makanan cemilan. Meskipun
begitu, suwar-suwir ini juga memiliki kandungan gizi yang baik. Kandungan gizi
yang terdapat pada suwar-suwir berupa energi 348,75 kkal, protein 3,25 g, lemak
8,4 g, karbohidrat 65,8 g, serat 0,1 g, kolesterol 0 mg dan natrium 0,1 mg.
Kandungan gizi ini diperoleh dari 50 g tape singkong, 25 g gula pasir, 25g
santan dan 25 g tepung. Berdasarkan kandungan gizi tersebut suwar-suwir tidak
mengandung kolesterol sehingga dapat dikonsumsi oleh siapa saja.
Bahan utama suwar-suwir adalah tape singkong dimana 100 g
tape singkong mengandung 173 kkal energi, 0,5 g protein, 0,1 g lemak, dan 42,5
g karbohidrat. Selain itu tape juga mengandung calsium, fosfor, besi, dan
vitamin B1. Tape berasal dari hasil fermentasi dari singkong atau ketela pohon.
Menurut Soetanto, 2001 singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat penting
setelah beras yang mengandung 34,7% karbohidrat. Karbohidrat dalam tubuh
berfungsi salah satunya sebagai sumber energi dalam tubuh.
Tape singkong pada dasarnya berbahan baku singkong dengan kandungan karbohidrat tinggi. setelah mengalami proses fermentasi menggunakan ragi, karbohidrat dalam singkong sebagian besar di ubah menjadi senyawa alkohol, hal ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar karbohidrat didalam tapee singkong. Bagi bayi yang masih berada didalam kandungan, alkohol bisa menghambat pertumbuhan bayi. oleh sebab itu, bagi ibu habis disarankan untuk tidak mengkonsumsi tape atau suwar suwir. Pengolahan suwar suwir menggunakan suhu yang tinggi dimana terjadi reaksi maillard dan karamelisasi yang memang diinginkan untuk membentuk warna khas.